Nestapa Azizah, Ditikam Suami dan Usus tak Dijahit di RSUD Sigli
Nestapa Azizah, Ditikam Suami dan Usus tak Dijahit di RSUD Sigli

Duka menyelimuti kediaman keluarga Azizah, 42 tahun, di Gampong Pante, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Minggu 3 Mei 2020. Azizah menghembuskan napas terakhir pada Sabtu, 2 Mei 2020 pukul 04.45 WIB di RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh.
Pada Sabtu, 18 April 2020, suami Azizah, Zaini, 50 tahun, naik pitam saat melihat istrinya itu bersenda gurau dengan pengepul sayuran dan beberapa pria lainnya di sekitar lapak mereka berjualan di Pasar Terpadu Pante Teungoh Kota Sigli. Beberapa saat kemudian, Azizah mengeluh tidak enak badan dan meminta izin pada sang suami untuk pulang.
Tak menjawab pertanyaan Azizah, Zaini meninggalkan lapak dagangan mereka. Ia bergegas ke tempat mobil Toyota Avanza mereka parkir.
Azizah saat itu tak menaruh curiga karena ia berpikir Zaini ingin mengambil bekal makanan yang telah disiapkan. Tak disangka, ternyata Zaini mengambil pisau di mobil lalu menikam Azizah. Azizah melawan dengan menahan hantaman pisau dengan tangan hingga pisau itu menembus jari kirinya. Azizah berhasil memegang mata pisau dengan tangan kanannya dan menariknya. Setidaknya, ada sembilan luka tusukan di perut dan payudara Azizah.
"Tangan kiri tembus dengan pisau, tangan kanan luka seyatan," kata kakak kandung Azizah, Nurhayati, 52 tahun, yang ditemui di rumah duka, Minggu, 3 Mei 2020.
Zaini adalah suami kedua Azizah. Dari suaminya yang pertama, Azizah memiliki seorang anak, dan dengan Zaini, pasangan ini dikaruniai tiga anak. Pasangan ini telah menikah kurang lebih selama 14 tahun. Sehari-hari, mereka berjualan sayuran di Pasar Terpadu Pante Teungoh Sigli.
Azizah kemudian berlari meminta pertolongan sembari memegang perutnya yang terluka. Oleh warga, Azizah semula dilarikan ke RSU Mufid Sigli lalu dirujuk ke RSUD Teungku Chik di Tiro Sigli.
Kakak kandung Azizah, Nurhayati, 52 tahun, menceritakan Azizah dirujuk ke RSUD Teungku Chik di Tiro Sigli pada pukul 09.00 WIB. "Saat di IGD RSUD Teungku Chik di Tiro, saya meminta pada perawat agar adik saya dirujuk ke Banda Aceh, tetapi perawat di sana mengatakan tusukan tersebut tidaklah parah. Mereka bilang bisa ditangani di sini. Tidak parah," kata Nurhayati.
Azizah langsung dioperasi pada hari kejadian tersebut pada pukul 12.00 WIB dan selesai pada pukul 16.00 WIB.
"Dua hari setelah operasi, tepatnya Senin 20 April 2020, perut Azizah kian membengkak. Azizah mengeluh perutnya sangat sakit. Saya sangat takut ada organ dalam perut adik saya yang juga tertusuk. Saat dokter yang menangani Azizah datang mengecek, saya sempat bertanya dan mengeluh tentang keadaan Azizah yang dirawat di ruang bedah wanita," kata Nurhayati.
Nurhayati merasa kesal saat itu, karena dua hari yang lalu saat adiknya baru masuk ke rumah sakit, dia telah meminta adiknya untuk dirujuk ke RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh, tetapi permintaan itu enggan dipenuhi pihak RSUD Teungku Chik di Tiro karena mereka menganggap luka tusukan yang dialami adiknya hanyalah luka biasa yang tidak dalam. “Mereka bilang hanya kena tulang rusuk saja bekas tusukan,” sebut Nurhayati.
Namun akhirnya Azizah dirujuk ke RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh pada Senin, 20 April 2020. Nurhayati bercerita, sesampainya di IGD RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh, para perawat di sana menggeleng-gelengkan kepala usai melihat kondisi perut Azizah yang makin membengkak. “Sesampainya di sana perban luka dibuka, dan perut adik saya difoto. Setelah itu diperban lagi," kata Nurhayati.
Nurhayati sempat mengeluh pada dokter di IGD RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh. Ia menanyakan, perlukah adiknya dioperasi ulang karena perut sang adik semakin membesar. "Dokter di sana menjawab tidak bisa operasi dulu karena baru saja dibius di Sigli. Tidak bisa keseringan dibius nanti membuat kondisi pasien buruk,” kata Nurhayati menirukan ucapan dokter itu padanya.
Setelah sepuluh hari menjalani perawatan di RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh, perut Azizah semakin membengkak seperti bisul yang hendak meledak. Rabu, 29 April 2020, dokter memutuskan untuk membuka jahitan di perut Azizah bagian kanan. "Saat benang dibuka, ternyata tidak dijahit di dalam," tutur Nuryati.
Azizah kembali dioperasi untuk kedua kalinya, Rabu, 29 April 2020. Operasi itu berjalan selama lima jam lebih, sejak 20.30 WIB hingga Kamis, 30 April pukul 02.08 WIB. “Setelah operasi, dokter memperlihatkan usus Azizah kepada saya dengan panjang sejengkal. Tiga tusukan tembus di usus,” tuturnya.
Setelah operasi tersebut, Azizah tak sadarkan diri hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Sabtu, 3 Mei 2020 pukul 04.45 WIB.
Razali, 48 tahun, abang kandung Azizah mengatakan pihaknya akan memintai pertanggungjawaban RSUD Teungku Chik di Tiro Sigli.
"Mereka menganggap remeh tusukan itu dan mengaku bisa menanganinya tanpa harus dirujuk ke Banda Aceh, tetapi lihat sekarang, adik saya hanya dijahit di bagian luar tetapi ususnya tidak dijahit. Setelah hari ketujuh adik saya selesai, saya akan meminta pertanggungjawaban RSUD Teungku Chik di Tiro Sigli agar kasus seperti ini tak terulang lagi pada orang lain,” kata Razali.
Direktur RSUD Teungku Chik di Tiro Sigli dr Muhammad Yassir Sp An mengatakan kondisi Azizah pada saat dioperasi di RSUD Teungku Chik di Tiro stabil dan normal. "Bahwa ada masalah dengan ususnya saat itu tidak nampak. Yang pertama kita lakukan adalah operasi emergensi. Itu sudah sesuai dengan prosedur dan saat itu tidak ditemukan kelainan," kata dia, Minggu, 3 Mei 2020. "Setelah operasi baru terjadi peradangan."[]