Contoh Bullying di Sekolah yang Perlu Ortu ketahui
Sebelum membahas contoh bullying di sekolah, kita pahami dulu arti dari bullying.
Bullying adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti menggertak, intimidasi atau mengganggu yang lemah.
Namun, dalam bahasa Indonesia belum ada padanan kata yang tepat dengan makna yang dimaksud.
Meskipun begitu, kita telah bertahun-tahun menggunakan istilah bullying dan mengartikannya sebagai tindakan yang menyimpang.
Dimana pelaku bullying dan korbannya sama-sama membutuhkan pertolongan.
Setiap tempat dimana ada manusia saling berinteraksi memiliki potensi terjadinya bullying.
Baik itu di rumah, sekolah, tempat kerja, lingkungan tempat tinggal hingga di dunia maya.
Tidak hanya dilancarkan oleh 1 individu, bullying pun bisa dilakukan secara berkelompok (geng), organisasi hingga sebuah negara pun bisa melakukan intimidasi.
Bentuk dari bullying sendiri ada beberapa macam.
Misalnya, berlaku tidak sopan yang mengarah pada kekerasan, mengancam, menghina berulang-ulang, mempermalukan, mengucilkan, menyebarkan gambar atau video yang tidak benar dengan tujuan menjatuhkan dan masih banyak lagi.
*Fakta yang perlu orangtua ketahui | ||
10% pelajar keluar atau pindah sekolah karena menghindari bullying | 71% pelajar menganggap bullying adalah masalah di sekolah mereka | 90% pelajar kelas 4 SD s/d 8 SMP telah menjadi korban bullying di sekolah |
Berdasarkan data ini, terbukti bahwa bullying tidak lagi bisa dianggap remeh.
Jika polanya diibaratkan penyakit, semakin lama dibiarkan dan tak ditangani, maka semakin parah lah dampak yang dirasakan.
Saat bullying berupa kekerasan fisik, maka tidak hanya fisik yang sakit.
Mental dan emosi pun akan merasakan sakit yang sama.
Jadi, tindakan apa saja sih yang bisa disebut bullying itu?
Berikut rinciannya untuk Anda.
4 Jenis Tindakan Bullying
Tindakan bullying bisa dikategorikan menjadi 4 jenis.
1. Emosional
Sebuah upaya yang disengaja untuk menyakiti orang lain.
Contoh dari bullying emosional adalah ejekan yang kejam, berbicara seenaknya atau menjelek-jelekkan orang lain di belakang, menyebarkan rumor yang memalukan, memasang ekspresi wajah atau gesture tubuh menghina dan mengucilkan anak-anak dari kegiatan kelompoknya.
Tingkah laku anak di sekolah yang tergolong dalam bullying emosional adalah menggunakan nama orangtua sebagai panggilan untuk anak.
Anak-anak terkadang tidak tahu jika tindakannya ini tergolong bullying dan bisa menyakiti perasaan temannya.
Sehingga, perlu sosialisasi pihak sekolah mengenai tindakan-tindakan yang tergolong dalam bullying.
Jika bullying emosional dilakukan secara berulang oleh seseorang yang memiliki niat menyakiti dan menjatuhkan, maka akan timbul efek negatif pada korban.
>> Sedang Menimbang Homeschooling untuk Pendidikan Anak? Ikuti Pelatihan Homeschooling klik Banner di Bawah Ini <<
Yakni, memunculkan rasa malu dan rendah diri, menurunnya kepercayaan diri, menurunnya performa belajar, menyendiri, merasa terancam hingga muncul keinginan bunuh diri.
2. Fisik
Segala bentuk bullying yang melibatkan serangan secara fisik.
Inilah jenis bullying yang paling banyak mendapat sorotan.
Karena efek yang ditimbulkan terjadi saat itu juga dan terlihat secara fisik.
Sehingga, lebih mudah mengenali bullying fisik.
Berbeda dengan bullying emosional yang tidak menunjukkan tanda ‘sakit’ pada tubuh.
Contoh dari bullying jenis ini adalah mendorong, memukul, menampar, menjambak, menendang atau melempari seseorang.
Merusak, menyembunyikan atau mengambil barang orang lain juga termasuk dalam bullying secara fisik.
3. Verbal
Segala bentuk bullying yang menggunakan kata-kata atau bahasa untuk menyerang.
Ini merupakan jenis bullying yang paling banyak terjadi diantara anak-anak sekolah dan lingkungan kerja.
Menghina, memaki, mencemooh atau menyindir seseorang termasuk dalam bullying verbal.
Kenapa kekerasan verbal paling banyak terjadi?
Karena orang-orang menganggap ejekan, cemoohan dan sindiran sebagai hal biasa dan tidak berdampak apapun pada kondisi psikologis seseorang.
Ini adalah pemikiran yang perlu diluruskan.
Sebagai contoh, sindiran yang dilontarkan berulang-ulang tentu akan menyakiti perasaan orang lain.
Apalagi jika sindiran itu diucapkan oleh seseorang yang dianggap penting oleh anak , seperti guru atau orangtua.
Saat itu terjadi, anak-anak akan sedih, marah dan kecewa.
Anak-anak yang tidak belajar ‘bagaimana cara melepas emosi’ dengan baik, akan memendam perasaan kecewa tersebut.
Setelah dewasa nanti, tumpukan perasaan negatif ini akan menjadi mental block yang menghambat kepercayaan dirinya.
4. Cyber
Segala bentuk kekerasan yang dialami seseorang dan dilakukan teman atau kenalannya melalui internet.
Cyber bullying biasanya lebih banyak terjadi melalui media sosial.
Banyak artis yang menjadi korban dari bullying dunia maya ini.
Contohnya, pedangdut Ayu Ting Ting yang memiliki follower lebih dari 20 juta di Instagram.
Ternyata, tak semua followernya adalah penggemarnya. Ada beberapa diantara mereka yang merupakan haters.
Haters ini suka mencari-cari kesalahan orang dan menebarkan kebencian.
Selain artis, banyak juga remaja Indonesia yang sering menyindir dan menyakiti temannya melalui postingan di media sosial.
Contoh Bullying di Sekolah
Setelah mengetahui kategori tindakan bullying, sekarang kami akan memberikan contoh bullying di sekolah.
Tujuannya agar orangtua paham, tindakan-tindakan ini tergolong dalam bullying yang berdampak negatif pada kepribadian anak dan perlu segera mendapat penanganan.
1. Melarang pelajar melewati jalur tertentu, nongkrong atau duduk di suatu lokasi yang biasa ditempati oleh geng tertentu.
2. Menegur adik kelas karena penampilannya tak sesuai aturan dengan gaya bicara kasar.
3. Memperlakukan teman sekelas atau adik kelas layaknya ‘kacung’ yang bisa diperintah sekehendak hati.
4. Melakukan pemalakan, seperti minta ditraktir dengan cara memaksa dan mendadak.
5. Mewajibkan junior menggunakan aksesoris di luar atribut sekolah, seperti topi dari bola, papan nama berukuran besar, kalung dari rafia dll.
Meskipun dalam rangka pengenalan siswa baru, kegiatan seperti tergolong bullying karena merendahkan harga diri seseorang
6. Melakukan briefing ke adik kelas tanpa seizin sekolah
7. Meminta adik kelas melakukan tugas konyol, seperti nembak kakak kelas, ngobrol dengan tiang bendera dll.
Meskipun bagian dari perponcloan atau kegiatan ekstrakulikuler, seharusnya kegiatan semacam ini dihilangkan karena mempermalukan harga diri siswa dan tidak mendidik.
8. Berkata kasar, berteriak-teriak hingga memberikan hukuman fisik, seperti push up atau skot jump melebihi batas kemampuan siswa.
9. Mencela, mencemooh dan mengolok-olok menggunakan nama orangtua.
10. Memberikan nama julukan yang merendahkan anak secara mental dan fisik. Misalnya, gembrot, pesek dll.
11. Membicarakan, menggosipkan dan menjelek-jelekkan anak di belakang.
12. Melarang adik kelas melakukan sesuatu yang berhak ia lakukan. Seperti, jajan di kantin X atau mengikuti kelas pengembangan diri.
13. Mengancam akan melakukan sesuatu pada anak, seperti melukai atau menyakiti secara fisik.
Itulah beberapa contoh bullying di sekolah.
Semoga orangtua bisa menggunakan pengetahuan ini untuk melakukan cross check, apakah anak juga mengalami hal yang sama di sekolah.
Sehingga, kita bisa segera memberikan treatment agar bullying yang diterima tidak berdampak buruk bagi masa depannya.