Saran Pencarian

SKK Migas Temukan Cadangan Migas 136,5 Juta BOE di 3 Lapangan

SKK Migas Temukan Cadangan Migas 136,5 Juta BOE di 3 Lapangan

18 April
23:502020

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) kembali membuahkan hasil. Hal ini didukung dengan ditemukannya cadangan migas di 3 lapangan sepanjang kuartal I tahun 2020.

Berdasarkan laporan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), penemuan cadangan migas tersebut diperkirakan mencapai 136,5 juta barel setara minyak (BOE).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, penemuan tersebut terdiri dari satu temuan cadangan minyak oleh Texcal Mahato setelah menyelesaikan pengeboran sumur eksplorasi PB-2 Blok Mahato sebesar 61,8 juta barel minyak. Selanjutnya, ada penemuan yang diperoleh dari Medco E&P dari pengeboran sumur Bronang-2 sebesar 79 miliar kaki kubik gas (BCFG). Penemuan Lapangan Bronang menjadi penunjang pengembangan Lapangan Faroel sehingga produksinya bisa mencapai hingga 10.000 barel minyak per hari (BOPD).

Terakhir, Pertamina EP (PEP) yang berhasil menemukan cadangan gas sebesar 333,6 BCFG dari hasil penyelesaian pengerjaan eksplorasi sumur Wolai-002 di Banggai, Sulawesi Tengah.

"Saya harap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) segera mengusulkan proposal Plan of Development," kata Dwi dalam keterangan tertulis yang diterima RRI, Sabtu (18/4/2020).

Berdasarkan data Kementerian ESDM, secara keseluruhan sepanjang Kuartal I 2020, perbandingan antara cadangan migas yang ditemukan dengan yang diproduksi (Reserve Replacement Ratio/RRR) di Indonesia mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya. Hingga 31 Maret RRR Migas di Indonesia mencapai 47,5 juta barel setara minyak. Kenaikan ini tak lepas dari kontribusi penemuan cadangan Lapangan di Lapangan OPLL West Natuna terutama di bulan Maret sebesar 6%.

Sementara itu, Dwi mengakui langkah produksi migas dalam setahun ke depan akan lebih sulit mengingat melandainya pergerakan ekonomi dari dampak Pandemi Covid-19.

"Ke depan, lifting migas akan semakin tertekan akibat Covid-19 dan rendahnya harga minyak," imbuhnya.

Dengan kondisi ini, SKK Migas dan Kontraktor KKS memperkirakan adanya penurunan dari sisi pendapatan juga. 

"Outlook gross revenue juga turun dari USD32 miliar menjadi USD19 miliar," kata Dwi. 

Ia mengungkapkan penurunan gross revenue ini terjadi akibat kondisi harga minyak dan kebijakan perubahan paradigma bahwa sektor migas bukan lagi sebagai sumber pendapatan negara tetapi lebih sebagai penggerak ekonomi.
News
Posting Komentar
komentar teratas
Terbaru dulu
Daftar Isi
Tautan berhasil disalin.